Oleh: Nur Aliv Vidayat
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal
PENYEBARAN Covid-19 yang begitu masif di hampir seluruh negara berdampak besar terhadap perekonomian dunia. Dari berbagai kegiatan bisnis dan aktivitas lain di berbagai negara terpaksa ditutup atau dihentikan demi mencegah semakin meluasnya penyebaran virus covid-19 ini.
Hal ini menyebabkan banyak pekerja yang terkena dampak sehingga berakibat semakin meningkatnya jumlah pengangguran karena pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan di Indonesia sendiri angka pengangguran tahun 2020 ini diprediksi mencapai 11 juta orang.
Dampak pandemi covid-19 ini juga membuat perekonomian di seluruh dunia goyah dan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, beberapa negara saat ini sedang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang signifikan hampir berbulan-bulan atau mungkin juga sampai tahunan. Bahkan sudah banyak pula negara yang telah menyatakan resesi, seperti Singapura dan Korea Selatan. Seperti diketahui bahwa perekonomian Singapura telah masuk ke jurang resesi setelah perekonomiannya minus 41,2% dikuartal II-2020 berturut-turut.
Korea Selatan juga mengalami penurunan sebesar hampir 3,3% dikuartal kedua. China merupakan satu-satunya negara besar yang diperkirakan akan tetap mencatat pertumbuhan walaupun hanya 1% tahun ini, sementara sejumlah negara Eropa Barat, termasuk Inggris dan Prancis diperkiraka akan mengalami penyusutan lebih dari 10%.
Sedangkan di Indonesia sendiri saat ini sedang berada di ambang resesi setelah perekonomian terkena dampak covid-19 yang sampai saat ini sama sekali tak kunjung reda. Perekonomian Indonesia di kuartal II-2020 bahkan terkontraksi hingga 5,32%. Dalam hal ini sangat sulit untuk memulihkan ekonomi di kuartal III karena adanya penerapan sosial berskala besar dibeberapa kota yang menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami penurunan laba atau kerugian.
Resesi tak hanya berdampak terhadap perekonomian suatu negara akan tetapi juga sangat berdampak kepada masyarakat. Dalam hal ini masyarakat kecil lah yang menjadi korban dari kebijakan pemerintah terkait resesi akibat pandemi covid-19 ini.
Masyarakat Kecil yang Merana
Pandemi covid-19 menjadikan mimpi buruk bagi para masyarakat kecil yang terdampak, banyak dari mereka yang sama sekali tidak bisa makan tetapi luput dari pandangan pemerintah yang hanya mensosialisasikan terkait penggunaan masker dengan membayar influencer tanpa ada langkah yang pasti. Disisi lain banyak sekali bantuan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat akan tetapi tidak tepat sasaran dan tujuan.
Adapun dampak secara umum yang dirasakan masyarakat ketika resesi yang pertama adalah Banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) , dampak ini akan paling terasa ketika terjadi resesi, hal ini disebabkan karena perlambatan perekonomian yang membuat beberapa perusahaan gulung tikar dan tidak beroperasi lagi, serta menyebabkan turunnya laba penjualan dan pendapatan perusahaan. Yang kedua adalah Instrumen Investasi Terancam, pasar modal juga akan sangat berdampat ketika terjadi resesi, instrumen investasi akan terkena imbas resesi karena menurunnya nilai portofolio atau asset perusahaan seperti saham. Jika terjadi resesi yang dapat dilakukan masyarakat yaitu harus memanfaatkan penghasilan yang didapat dengan tidak membelanjakan sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Selanjutnya yang ketiga yaitu daya beli masyarakat menurun, dalam hal ini yang mengalami dampaknya yaitu pelaku industri UMKM, sebab jika terjadi resesi daya beli masyarakat akan menurun dan mereka lebih memilih untuk menahan keuangan mereka.
Resesi ditambah pandemi covid-19 yang semakin meningkat dan tidak tahu kapan akan berakhirnya membuat banyak dari mereka yang tidak tahu harus bagaimana lagi untuk melanjutkan hidup. Tingkat konsumsi yang rendah membuat para pedagang kecil juga mengalami penurunan laba. Semakin meningkatnya jumlah kasus positif membuat banyak kebijakan pemerintah daerah yang merugikan banyak pihak seperti pedagang dan pekerja di pusat perbelanjaan, pengendara ojek online, pekerja cafe, pedagang dan pengelola tempat wisata dan lain sebagainya. Disisi lain sangat susah mencari pekerjaan karena banyak perusahaa juga yang mengurangi bahkan melakukan PHK. Hal ini membuat para lulusan tahun 2020 merasa kebingungan dan bahkan frustasi karena tidak bisa mendapat pekerjaan seperti yang mereka harapkan karena pandemi ini.
Resesi tidak dapat dihindarkan, akan tetapi ada satu langkah pasti yang diambil pemerintah untuk memulihkan perekonomian agar penurunan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar dan PHK massal karyawan yang dikhawatirkan tidak terjadi.
New Normal pulihkan perekonomian
sejak awal bulan Juni pemerintah telah menerapkan new normal di berbagai wilayah. Pemerintah juga telah membuka beberapa sektor ekonomi untuk memulihkan perekonomian indonesia , adapun beberapa sektor yang dibuka kembali yaitu meliputi, pertambangan, perminyakan, industri, kontruksi, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, logistik, dan transportasi barang. Opsi new normal yang diambil pemerintah diharapkan dapat memulihkan perekonomian indonesia walaupun disisi lain tingkat penyebaran covid-19 masih sangt tinggi.
Seiring berjalannya waktu new normal terbukti ampuh untuk memulihkan perekonomian indonesia, sudah banyak perusahaan yang melakukan kegiatan produksi mereka walaupun akses dan keuntungan produksinya tidak sebanyak ketika sebelum pandemi ini. Pada pasar modal pun yang tadinya IHSG terjun bebas setelah diterapkannya new normal semakin membaik.
Selain itu untuk mengatasi ataupun memulihkan perekonomian pribadi kita harus melakukan berbagai cara seperti ; menyiapkan dana darurat, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, memangkas tagihan kartu kredit, dan membangun bisnis sampingan. Jadi ketika resesi sudah diumumkan itu tidak panik, akan tetapi fokuskan waktu dan tenaga untuk melakukan hal-hal yang membuat menang walaupun ekonomi anjlok.